ASI atau susu formula?

Inisiasi Menyusu Dini atau IMD, apakah itu, perlukah?

Asi atau susu formula – Ini adalah pertanyaan klasik, terutama sering bermain di benak ibu muda seperti saya dulu. Anak pertama saya lahir tahun 2001 saat saya baru saja 1 tahunan menikah, sedang asyik-asyiknya menikmati karir di kantor yang cukup sibuk sehari-harinya. Di jaman saya tersebut seingat saya internet belum terlalu booming penggunannya, terbatas hanya untuk email, tapi mailing list atau grup-grup khusus bunda belum banyak terbentuk. Ditambah saya termasuk yang barisan awal dari teman-teman seangkatan yang memiliki anak. Belum banyak teman cerita atau teman berbagi sehingga semua saya pelajari sendiri, trial dan error.

Duh, kalau diingat-ingat nyesel karena kurang banyak membaca jadi mestinya dulu bisa lebih optimal pemberian ASInya, hanya karena kekurangpahaman saya pemberian ASI untuk anak pertama berlangsung di angka aman 7 bulan saja, bukan apa-apa karena saya keburu hamil lagi anak kedua, dan saat memberikan asi ternyata saya merasa seperti kontraksi sehingga dsa menyarankan untuk dihentikan dulu pemberian asi untuk si sulung, dan kebetulan saat itu supply asi mulai menurun, mungkin karena kecapekan kurang istirahat membuat produksi asi tidak seperti bulan-bulan pertama.

Bacaan dan pemahaman saya tentang manfaat asi tidak sebanyak saat saya melahirkan anak ketiga yang berjarak cukup jauh dari putra kedua saya yaitu sekitar 6 tahun. Saya sudah lebih siap lahir batin. Saat hamil anak ketiga saya sudah bekerja di rumah secara online, interaksi online membuat saya lebih paham begitu banyak ilmu yang bisa saya dapatkan di internet asal tahu di mana mencarinya. Saya mulai browsing dan mempelajari manfaat bagus dari asi. Hingga akhirnya saya memutuskan untuk memastikan anak ketiga saya dapat melakukan IMD atau inisiasi menyusu dini.

Saya mencari dsa yang pro terhadap program IMD ini dan alhamdulilah berhasil Allah memudahkan jalannya, dokter obgyn saya ternyata praktek di RS yang sama dengan dsa yang saya idam-idamkan yaitu dr Purnamawati, beliau dikenal sebagai dsa yang pro asi, pro IMD dan jarang sekali meresepkan obat untuk anak-anak jika tidak diperlukan. Dan rejeki anak ketiga saya mendapatkan waktu belian tepat di hari ketiga Idul Fitri tahun 2009 saya melahirkan Malik dengan bantuan dr Azen Salim dan dsa Purnamawati di RS Pondok Indah. Beliau berdua dan satu orang dokter ahli anestesi adalah dokter yang sangat berjasa dalam proses kelahiran Malik.

Sesaat setelah lahir, setelah tes score APGAR, Malik langsung diletakkan di atas dada saya, karena keterbatasan area berbaring untuk meletakkannya (saya melahirkan Malik melalui operasi sectio caesar) maka Malik dibaringkan agak miring di atas dada saya. Dan yang terjadi berikutnya sungguh membuat takjub, perlahan tapi pasti Malik berjuang bergerak mendekati sumber asinya, dia mendekati pd sebelah kiri, sekitar 40 menit Malik berhasil menemukan puting susu dan mulai minum asi pertamanya!! Bahkan saat saya menulis ini saya bergetar terharu mengingat perjuangan dan kehebatannya berhasil berjuang menemukan sumber makanannya. Sungguh bukti kuasa Tuhan, bayi mungil usia beberapa menit bisa berjuang mencari makanannya.

Setelah puas di pd kiri sekitar 20 menit kemudian Malik mulai mencari sumber keduanya, dan 20 menit kemudian berhasil menemukan dan menyusu di pd kanan untuk sekitar 20 menit lagi. Ya Allah itu rasanya luar biasa sekali….teringat waktu anak pertama saya belum mengerti, asi saya di awal belum keluar lancar dan oleh pihak RS putri saya diberikan susu formula tanpa setahu saya, begitu malamnya saya ke ruangan bayi, saya lihat sudah ada botol susu, saya pikir itu biasa sambil menunggu asi ibu siap, ternyata belakangan setelah saya baca, seharusnya tidak demikian, RS tidak boleh memberikan susu formula tanpa ijin ibu dan tanpa alasan yang kuat. Mengingat hal tersebut jadi pelajaran untuk calon bunda lainnya agar bisa lebih siap dan mengerti mengenai hal ini ya.

Anak kedua lebih baik lagi, meski tidak melalui prosedur IMD tapi dalam beberapa jam setelah lahir langsung saya susui. Yang ketiga ini yang paling luar biasa, menyaksikan dan merasakan proses IMD yang begitu indah. Allah memang sudah menciptakan ASI sebagai makanan terbaik untuk anak manusia. Terbukti pada anak-anak saya, alhamdulilah mereka jarang terkena penyakit. Saya yakin ASI punya pengaruh penting terhadap fakta ini selain asupan makanan yang baik dan juga lingkungan tumbuh yang sehat.

Saat menyusui anak pertama dan kedua saya masih kerja kantoran, dan tiap hari saya membawa botol susu + cooling bag/ tas pendingin untuk menyimpan ASI saya. Sehari 3x saya memompa asi untuk menjadi persediaan ASI keesokan hari saat saya pergi bekerja. Putri saya bertahan 7 bulan ASI, putra kedua saya hingga 16 bulan sedangkan Malik hingga 2 tahun 3 bulan.

Di postingan berikutnya saya akan cerita pengalaman saya memulai proses penyimpanan stock asi, terutama untuk Malik dan tips bagaimana agar produksi ASI tetap lancar dan berlimpah sejak awal meski sempat berpisah dari Malik selama 1 minggu penuh.

5/5 - (12 votes)